Amerika Berupaya Hapus Jejak Digital Perang Afghanistan, NATO Hapus Twitter
Ilustrasi via Associated Press
VELOX.CO.ID - Sejumlah lembaga Amerika Serikat yang beroperasi di Afganistan dengan melibatkan warga setempat tengah berupaya menghapus jejak digitalnya di internet, termasuk artikel, video dan arsip foto.
Laporan Associated Press pada Rabu (18 Agustus 2021) menyebutkan, hal itu dilakukan untuk melindungi kehidupan orang-orang Afghanistan yang pernah bekerja untuk Amerika dari kemungkinan mendapat tindakan pembalasan dari Taliban.
Juru Bicara Departemen Luar Negeri AS Ned Price mengatakan upaya menghilangkan jejak online tentang warga Afghanistan yang bekerja dengan pasukan koalisi “adalah yang paling penting” dan bahwa kebijakan Negara adalah “hanya untuk menghapus konten dalam situasi luar biasa seperti ini."
Badan Pembangunan Internasional Amerika Serikat (USAID) yang bertanggung jawab atas lebih dari US$100 miliar yang dihabiskan Amerika untuk membangun kembali Afghanistan—juga sedang membersihkan jejak digitalnya di internet.
“Mengingat situasi keamanan di Afghanistan, dan karena sangat berhati-hati terhadap keselamatan staf, mitra, dan penerima manfaat kami, kami meninjau situs web publik dan media sosial USAID untuk mengarsipkan konten yang dapat menimbulkan risiko bagi individu dan kelompok tertentu,” katanya kepada Associated Press.
Tak hanya lembaga Amerika, NATO dan anggota negara-negara Barat lainnya berpartisipasi dalam perang selama 20 tahun di Afghanistan juga mulai membersihkan catatan perang dari internet. Misi Dukungan Tegas (Resolute Support) yang dipimpin NATO untuk melatih dan mendukung pasukan Afghanistan, juga telah menghapus akun Twitter-nya yang sebelumnya menggunakan akun @ResoluteSupport. NATO juga telah menghapus beberapa video dari saluran YouTube resminya.
Namun begitu, tampaknya mustahil menghapus semua bukti perang dan orang-orang yang terlibat . Dua puluh tahun perang tanpa akhir menciptakan jutaan dokumen. Ada video, foto, laporan, dan berbagai media lainnya yang tersebar di ratusan, mungkin ribuan, website. Akun media sosial militer juga memuat gambar dari konflik tersebut.
Bahkan jika Departemen Luar Negeri dan USAID membersihkan catatannya sepenuhnya, masih ada ratusan lembaga lain yang menyimpan catatan perang mereka sendiri. Sebagian besar masih online.
Amerika Serikat sejauh ini telah mengevakuasi sekitar 2.000 orang
warga Afghanistan melalui program Visa Imigran Khusus Afghanistan. Namun
begitu, puluhan ribu orang masih tersisa, putus asa untuk mengungsi.
Menghapus wajah dan nama orang-orang ini dari internet dapat membantu,
tetapi AS berutang kepada orang-orang yang membantu mereka hutang yang
tidak dapat dilunasi hanya dengan menghapus video dan dokumen dari
internet.[] Sumber : cyberthreat.id